0
Jemaah Haji indonesia ramai mengunjungi Jabal Magnet, wilayah dengan medan magnet terkuat di dunia.


Jabal magnet terletak diluar wilayah haram,kawasan ini ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Madinah. Untuk mengakses ke arah jabal magnet melalui hamparan pasir, pepohonan dan gunung berbatu menambah keindahannya. Konon jabal magnet ini merupakan pusat magnet terbesar didunia, hal ini dirasakan dari daya magnet terhadap mobil yang dalam posisi perseneling netral, mobil dapat melaju kencang. Sebaliknya, kendaraan yang melintas menuju di jabal magnet akan terasa berat, karena terjadi arus tarik menarik.

Konon, “Bukit Magnet” yang terletak sekitar 30 kilometer arah utara kota Madinah itu diketahui setelah ada pesawat terbang yang melintasi kawasan itu, tiba-tiba kecepatan pesawat berkurang dengan sendirinya.

Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada tahun 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma.

Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul “medan magnet” (daya tarik bumi) di kawasan itu.

kesaksian 2 : Bisa Mencapai 120 Km per Jam:


Jalan-jalan di kota Madinah menurun, namun kondisinya tidak curam, yang mengherankan

, ketika kendaraan terus melaju dengan kecepatan tinggi hingga mencapai 120 KM/jam, meski mesin mobil dimatikan. Namun, keajaiban yang ada di tanah suci itu hanya berlangsung sekira 2-3 kilometer.






Namun, jabal magnet yang sudah terkenal dikalangan jamaah haji Indonesia itu, ternyata tidak dikenal oleh warga asli Madinah, bahkan yang lebih tahu adalah warga Madinah yang merupakan pendatang. Dan setelah diketahui, ternyata warga asli Madinah menyebutnya bukan dengan jabal magnet (bukit magnet), tetapi Manthaqotul Baido (tanah putih).


“Pemerintah Arab Saudi sudah membangun fasilitas mainan dan tempat berteduh di kawasan Jabal Magnet yang merupakan jalan buntu, karena Jabal Magnet memang tidak ada jalan tembus, sehingga pergi dan pulang pun hanya tinggal memutar di bundaran Jabal Magnet,” katanya.


Warga Madinah yang ingin melakukan perkemahan atau sekadar jalan-jalan, katanya, sering juga membawa tenda sendiri dengan membawa makanan sendiri. “Di masa dahulu, wilayah itu merupakan tempat uzlah atau menyepi bagi mereka yang ingin menenangkan diri,” katanya.


Menurt pedagang di kawasan itu, jemaah haji Indonesia memang banyak yang mengunjungi “Jabal Magnet” selama musim haji.


Tentu, keajaiban dunia di utara Madinah itu bukan isapan jempol, karena jutaan orang dari berbagai belahan dunia sudah membuktikan kebenarannya, namun Jabal Magnet agaknya perlu penelitian lanjutan Melihat fenomena yang ada itu, membuat kita bertanya-tanya akan keajaiban dari ciptaan Allah. Hanya Dialah yang mengetahui rahasia dibalik semua ciptaannya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvS2vKrXkAWwbhqWeVNUkoPJgYEq8gkTv713gmnJCtEBoRcOTvOMm95jOzHiMdClpxiocAq0ZRNfxg09mmlZs7TeoqlGnBLfW8B7U0OCEKl_Xgdi1IGsM8Zlue2f5RbpznwhCmdoiMkKU/s320/Bukit-Magnet1.JPG








Persneling Netral, Mobil ‘Didorong’ Menjauhi Jabal Magnet:


Dengan laju yang berat itu, Jawahir yakin ada pengaruh magnet yang menahan gerakan mobil. Sebaliknya, ketika mobil berbalik arah menuju Medinah, sopir yang sudah enam tahun tinggal di kota ini mengaku taksinya melaju dengan kecepatan tinggi, meskipun persneling dalam posisi netral. Kian lama kecepatan kendaraan makin tinggi. Bahkan, baru sekitar 3 km, kecepatan taksi ini sudah menunjukkan angka 120 km per jam.



kesaksian 1 :Bisa Mencapai 120 Km per Jam :


Karena penasaran, penulis maupun Nursan, jemaah dari Maros itu bergantian menyetir kendaraan tersebut. “Ternyata benar, ini suatu keajaiban. Masa dalam posisi netral, kecepatan mobil bisa sampai 120 km per jam. Ini pasti ada daya dorong dari gunung tersebut,” tunjuk Nursan ke arah gunung di sekitar jalan tersebut.

Rusli Rasyid juga tak mau ketinggalan. Mantan pembalap drag race di Makassar ini, mengaku banyak tahu tentang kecepatan kendaraan. Saat mobil tersebut disetir ke arah Kota Tabuk, yaitu arah ke Jabal Magnt, dia hanya mampu menginjak gas sampai kecepatan 50 km per jam. “Ini saya injak sudah full, bunyi lagi di bagian bawah.

Berarti kita tidak bisa paksa,” ujarnya. Saat persneling dikembalikan ke posisi netral, perlahan-lahan mobil tersebut berhenti. Sebaliknya, saat Rusli mencoba ke arah Medinah dengan posisi persneling netral, jarum kilometer mobil malah memutar sampai ke titik 120 km per jam.

Memang medan jalan menuju Kota Medinah agak menurun, namun dengan kondisi demikian tidak wajar akselerasi mobil begitu cepat. Bahkan, sebetulnya laju kendaraan bisa lebih tinggi lagi, tapi Nursan maupun Rusli tidak berani lalu mengeremnya karena tidak mampu mengendalikannya.



kesaksian 2 : Bisa Mencapai 120 Km per Jam:


Tidak ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalan yang memiliki daya magnet itu. Tapi jika dirasakan, pengaruh magnet itu mulai bila kendaraan melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran hingga bukit menjelang belokan ke Medinah. Setelah sekitar melaju lima km, kecepatan mobil mulai berkurang sedikit demi sedikit, padahal jalan masih menurun. Akhirnya, mobil memiliki kecepatan lambat saat berada di depan bendungan air.

Hal yang sama dirasakan ketika Koordinator Kopertis Wilayah IX Prof Aminuddin Salle yang juga menyambangi tempat ini. Ia mengaku membayar taksi sampai 400 riyal hanya karena penasaran ingin mengetahui tempat yang unik itu. “Saya hanya pernah dengar, makanya kesempatan ini saya manfaatkan untuk merasakan daya dorong dari gunung magnet itu. Ternyata betul. Subhanallah,” ujar Aminuddin Salle.

Belum diketahui secara jelas apa hubungan antara magnet dengan laju kendaraan. Sampai saat ini juga belum ada penelitian tentang daya dorong magnet itu oleh dari ahli. “Tidak ada penelitian. Ini juga sekadar informasi dari mulut ke mulut hingga banyak orang yang tertarik main ke sini,” cerita Jawahir.

Namun, dari sejumlah informasi yang berkembang di Medinah, menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.

Ketika sedang enak-enaknya pipis, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. “Ia berusaha mengejar, tapi tentu saja tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan,” ungkap Jawahir.





Post a Comment

 
Top